image

Budidaya Bambu

Sobat Tanm, sebelum memulai budidaya Bambu, ada baiknya kita mengenal jenis bambu sesuai habibatnya. Hal ini penting, agar ketika menanam bambu nantinya disesuaikan dengan kondisi lahan : 

A. Lahan kering
    bambu petung (D. asper)
    bambu surat (G. pseudoarundinacae),
    bambu apus (G. apus),
    bambu legi (G. atter)
    bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata),
    bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)
    bambu ori (B. blumeana),

B. Lahan basah/sering kebanjiran/marjinal
    bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata),
    bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)
    Bambu duri (B. blumeana),

Tahap Pembukaan Lahan
Sebelum ditanami maka tanah harus dibersihkan dari semak belukar dan atau alang-alang harus dibabat jika ada pohon harus ditebang. Tinggi babatan rata dengan tanah. Hasil babatan dikumpulkan untuk disiapkan sebagai bahan kompos pupuk hijau dan yang berkayu dibakar. Pembukaan lahan ini dilakukan pada bulan menjelang musim hujan, yaitu kira-kira bulan Oktober.

Tahap Mengatur Jarak tanam
Pengaturan jarak tanam sangat penting untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi dan mudah melakukan pemanenan/penebangan. Jarak tanam bambu yang dianjurkan untuk industri adalah 8×8 m dan 6×6 meter. Tetapi jika tanahnya miring/berbukit maka maka jarak tanam mengikuti arah kontur dengan jarak antara kontur dapat dibuat > 2 meter dan jarak tanam di dalam kontur 6 meter.

Jarak tanam tanaman bambu industri
Bambu besar 8 x 8 meter
Bambu ori,(B. blumeana)
Bambu petung (D. asper)
Bambu surat (G. pseudoarundinacae),
Bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata),
Bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)
Bambu sedang 6 x 6 meter

Bambu apus (G. apus)
Bambu legi (G. atter)
Bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata),
Bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)
Untuk memudahkan pengukuran jarak tanam, gunakan meteran panjang dan galah dari batang bambu kecil yang mudah dibawa-bawa dengan panjang 8 dan 6 tergantung jenis bambu yang akan ditanam. Setiap titik yang sudah ditentukan, tancapkan ajir yang kuat agar tidak mudah roboh atau lepas.

PERSIAPAN BIBIT

Bahan bibit dan perbanyakan
Bambu dapat diperbanyak dengan biji, stek cabang, stek batang dan stek rhizome (bonggol) dan kultur jaringan. Perbanyakan dengan biji jarang dikerjakan karena bambu sangat jarang menghasilkan biji. Memilih jenis bahan bibit dalam perbanyakan bambu industri sangat dipengaruhi oleh jenis bambu yang dikaitkan dengan morfologi batang.

Dari 10 jenis bambu untuk industri, 5 jenis mempunyai cabang-cabang yang menonjol dan 5 jenis lainnya percabangannya tidak menonjol. Untuk yang memiliki percabangan menonjol, bahan bibit dapat menggunakan stek cabang dan stek batang. Sedangkan untuk yang tidak memiliki cabang-cabang yang menonjol sebaiknya menggunakan stek batang saja.

Jenis bahan bibit dan jenis bambu yang dianjurkan untuk tanaman bambu indutri diantaranya:

Bahan / Jenis bibit

A. Stek batang

bambu petung (D. asper),
bambu surat (G. pseudoarundinacae),
bambu apus (G. apus),
bambu legi (G. atter)
bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata),
bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)
bambu duri (B. blumeana),

B. Stek cabang
bambu petung (D. asper)
bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata),
bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)
bambu duri (B. blumeana),
Penyiapan bibit

Bibit stek batang/cabang yang sudah dipolybag dipilih berumur 4-5 bulan karena kurang dari 4 bulan bibit mudah mati/tidak tahan di lapangan. Jika batangnya terlalu tinggi, banyak percabangan, lakukan pangkasan sampai 1 (satu) meter untuk memudahkan pengangkutan dan menjaga penguapan berlebihan.

Tetapi jika harus ditunda, bibit stek batang/cabang/rhizom disimpan dikumpulkan di tempat teduh dan disiram tiap hari sampai siap di bawa ke lapangan baik sebagai bahan sulaman atau akan diperbanyak kembali untuk tahun berikutnya.


PENANAMAN
Waktu tanam
Penanaman bambu harus dilakukan pada musim hujan yaitu bulan-bulan Desember, Januari dan paling lambat bulan Pebruari. Penanaman bibit yang tidak tepat waktu menyebabkan banyak kematian.
Penanaman bibit dari stek batang dan stek cabang
Bibit yang sudah diecer segera ditanam. Polybag dilepas kemudian bibit dimasukan ke dalam lubang tanam. Tetapi untuk menghindari kerusakan akar-akar bibit, polybag dapat tidak lepas terutama penanaman bulan Pebruari.

Urug dengan galian kemudian padatkan (diinjak) setelah itu disiram air supaya akar-akarnya kontak dengan tanah. Jika penanaman terpaksa dilakukan pada musim kemarau beri mulsa rerumputan agar kelembaban tanahnya tetap terjaga. Pasang ajir kembali dan sobekan polybag ditaruh di atasnya sebagai tanda.

PEMELIHARAAN
Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati. Kegiatan penyulaman tidak dapat ditunda-tunda dan lakukan kontrol setiap bulan. Jika penyulaman dilakukan berlarut-larut maka pertumbuhan bibit sulaman akan terhambat karena akan tertutupi oleh tanaman sekitar. Bibit sulaman dapat berasal dari bibit stek batang dalam polybag atau stek rhizom yang sudah disemaikan terlebih dahulu.

Penyiangan
Penyiangan dikerajakan dengan mengkoret rumput sekitar tanaman dan bekas koretan digunakan menaburkan pupuk. Kegiatan penyiangan dilakukan pada tanaman bambu berumur 1-2 tahun dengan frekuensi 3 kali setahun. yaitu awal, tengah dan akhir musim hujan masing-masing bulan Oktober, Desember dan Maret.

Babat semak
Bambu industri yang ditanam dengan jarak tanam lebar 8×8 meter dan 6×6 meter jika tidak dimanfaatkan maka pada umur 1 – 2 tahun tumbuh semak/belukar/alang-alang. Oleh karena itu harus dibersihkan. Hasil babat semak dapat ditumpuk di tempat-tempat tertentu dan setelah menjadi kompos dapat ditaruh di sekitar tanam sebagai pupuk.

Pemangkasan (Prunning)
Untuk mendapatkan tegakan rumpun bambu yang rapi, teratur, mudah melakukan pemeliharaan dan penebangan maka cabang-cabang perlu dipangkas sampai setinggi 2 meter. Kegiatan pemangkasan dilakukan di seluruh batang yang sudah mulai mengeluarkan cabang.

Pemupukan
Pemupukan pada tanaman bambu yang diusahakan secara intensif ditujukan untuk memelihara kesuburan tanah sehubungan dengan diangkutnya biomas yang cukup

besar (40-60 ton/ha/tahun). Selain itu, pemupukan ditujukan untuk menstimulir tunastunas batang yang terdapat pada rhizom di dalam tanah dan mempertahankan produktivitas batang/rumpun. Jenis pupuk dapat menggunakan urea (N) dan TSP dan kompos/pupuk kandang dengan dosis tergantung dari umur rumpun.

Jenis dan dosis pupuk untuk tanaman bambu.

Umur.            Urea         TSP     P.Kandang 

 1 tahun            40         40         2500

 2 tahun            80         80         2500

 3 tahun          120        120        5000

 4 tahun          200        200       10000

 5 tahun          300        300       10000

 6 tahun dst     320        320       10000

Pupuk diberikan 1 (satu) kali setahun yakni menjelang musim hujan. Pemberian pupuk dengan cara ditaburkan pada parit sedalam 10 cm yang dibuat mengelilingi rumpun. Sedangkan pupuk kandang diberikan dengan cara ditaburkan di tengah rumpun agar pada musim hujan akan tersebar ke samping.

Source : dapurawi31